Publik

Mengenal Cancel Culture yang Kini Menjadi Tren di Masyarakat

Istilah cancel culture dalam beberapa pekan terakhir cukup santer digunakan di sosial media.

Namun apakah sebenarnya arti dari cancel culture ini masih belum banyak yang tahu karena maknanya sendiri sangat luas. 

Mungkin Sahabat Tedas.id yang kerap menggunakan istilah cancel culture sebaiknya memahami arti yang sesungguhnya sebelum menuliskan.

Karena itu di sini kamu bisa lebih mendalami apa arti dari cancel culture yang dilansir dari indozone

Apa Itu Cancel Culture dan Contohnya 

Apa Itu Cancel Culture dan Contohnya 

Masih banyak pihak yang memperdebatkan akan arti dari cancel culture.

Menurut kamus Merriam-Webster, arti cancel culture adalah kecenderungan dari masyarakat yang menolak individu atau hal lainnya. 

Berdasarkan dari sumber yang sama, tujuan dari penolakan tersebut adalah ungkapan ketidaksetujuan yang diberikan dalam bentuk tekanan sosial.

Contohnya saja pada saat tokoh politik yang mengucapkan penghinaan terhadap agama lain. 

Akibat dari ucapan tersebut maka masyarakat pun beramai-ramai untuk melakukan tindakan boikot dari hasil kerja tokoh tersebut.

Pemahaman mengenai cancel culture ini bahkan sempat dilakukan survei oleh Pew Research Center

Berdasarkan survei tersebut anggapan mengenai cancel culture di masyarakat masih terpecah.

Ada yang menganggapnya sebagai tindakan seseorang untuk meminta pertanggungjawaban orang lain. 

Ada juga yang mengetahui cancel culture sebagai serangan kejam yang bisa menyakiti orang lain. Lalu apakah benar jika cancel culture bukanlah tindakan yang baik?  

Soal baik tidaknya cancel culture ini tergantung dengan bagaimana cara penerapannya.

Cancel culture berakibat baik untuk memerangi masalah rasisme, kekerasan seksual dan masalah sejenis lainnya. 

Contohnya bisa seperti tokoh politik tadi sehingga bertujuan untuk menyadarkan agar tidak sembarangan dalam mengucapkan sesuatu di hadapan publik. Namun cancel culture juga akan membawa dampak yang buruk. 

Pada saat aksi boikot yang dilakukan atau penolakan tersebut terjadi, ujaran kebencian dan merendahkan nama seseorang atau instansi pun muncul. 

Hal tersebut bisa memberikan dampak yang buruk kepada banyak pihak, bukan hanya sasaran aksi saja. 

Jadi sebaiknya cancel culture perlu dilakukan dengan cara yang moderat demi memerangi pelanggaran peraturan maupun norma yang terjadi di masyarakat. 

Dampak yang Dihadirkan untuk Banyak Pihak 

Dampak

Adanya sisi negatif dan positif yang dibawa oleh cancel culture ini dapat mempengaruhi banyak pihak. Terutama dampak buruknya. Setidaknya ada tiga pihak yang akan mengalami dampaknya. 

Baik itu dari korban, pelaku dan juga pengamat karena aktivitas cancel culture dilakukan secara publik. Berikut ini dampak secara spesifik dari masing-masing pihak. 

  • Dampak Kepada Korban 

Korban yang menjadi sasaran cancel culture dapat merasakan tekanan yang berat. Perasaan dikucilkan, terisolasi hingga kesepian sudah pasti akan muncul. 

Adanya perasaan tersebut bisa memberikan efek jera supaya tidak melakukan perbuatan buruk yang melanggar norma lagi. 

Sayangnya juga bisa berakibat fatal seperti mengarah ke gangguan kecemasan yang menimbulkan aksi bunuh diri. 

  • Dampak Kepada Pelaku 

Pelaku yang melakukan cancel culture akan memiliki perasaan emosi buruk yakni marah, kesal, tidak sabar dan masih banyak lagi. 

Akibatnya pelaku menjadi tidak peduli kepada korban dan inilah yang dapat menimbulkan ujaran kebencian menjadi tidak terkendali. 

  • Dampak Kepada Pengamat

Jumlah pengamat terhadap aksi cancel culture di media sosial tentu lebih banyak. Pengamat yang tidak bersuara ini juga akan mendapatkan dampaknya. 

Perasaan seperti khawatir, cemas dan takut akan dirinya menjadi korban seringkali muncul. 

Mengenali arti dari cancel culture serta dampaknya maka sebagai masyarakat lebih baik untuk tidak melakukan judgment yang berlebihan atas tindakan orang lain. 

Tujuannya agar cancel culture tetap bisa terjadi dengan kendali yang baik.

Efek jera kepada korban dapat diberikan namun tidak berlebihan. 

Yuliarti Swan

Yuliarti Swan, lulusan jurusan televisi dari ISI Jogja yang mendalami dunia tulis menulis sejak awal kuliah. Pernah menjadi staf marcomm selama 4 tahun dan kini berprofesi sebagai freelance Content dan Copywriter. Topik yang sering tulis saya sehari-hari saat ini antara lain teknologi, gaya hidup, dan keuangan. Saat ini saya bekerja sebagai freelance content di salah satu portal teknologi yang membahas secara detail mengenai tutorial, tips dan gadget.

Artikel Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button