Bantu Papua! Ini Profil Kuntjoro Pinardi Mantan Dirut PT PAL
Nama Kuntjoro Pinardi akhir-akhir ini santer terdengar karena aktivitasnya dalam membantu membangun listrik di Papua.
Kuntjoro yang merupakan mantan Direktur Pemeliharaan dan Perbaikan (PT PAL) berperan dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Papua.
Kuntjoro yang mengaku bahwa nilai project PLTMH tidak besar yakni 120 kilowatt saja, bisa mengaliri listrik ke 1.000 rumah.
Pada prosesnya, proyek ini dilaksanakan pula dengan bantuan ibu-ibu di Desa Wehali tempatnya bekerja hingga akhirnya pun berhasil.
Menarik sekali bukan prestasi yang dimiliki oleh Kuntjoro ini? Lalu seperti apa sosoknya pria berusia 55 tahun ini?
Profil Singkat
Lahir di Bogor pada tanggal 30 Maret 1968, Kuntjoro kemudian menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Gadjah Mada (UGM) setelah mengambil jurusan Teknik Nuklir.
Tidak berhenti disitu saja, karena ketertarikannya dengan teknologi maka ia melanjutkan pendidikan di Delft University of Technology yang ada di Belanda.
Ia menyelesaikan jurusan Teknik Elektro dan menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Masih di bidang yang sama, Kuntjoro kemudian menyelesaikan pendidikannya juga di Chalmers University of Technology Swedia.
Sejak saat inilah Kuntjoro Pinardi mulai menetap di Eropa dalam waktu yang lumayan lama. Selama masa tinggalnya, sejumlah proyek penelitian ia lakukan.
Mulai dari sebagai peneliti senior di Institute of Semiconductor Physics, Jerman pada tahun 1996. Kemudian ia juga menjadi peneliti senior di IMEC Belgium sampai tahun 1997.
Pengalaman kerja Kuntjoro pun cukup banyak, mulai dari VP Sales dan Marketing di Trendcom Internasional pada tahun 2007 sampai 2010.
Ia juga pernah menjadi Senior Sales Manager di SIAE Microelettronica tahun 2010 hingga 2014. Kemudian dilanjutkan kembali menjadi Country Manager di Openet Irlandia tahun 2012 hingga 2014.
Alasan Mundur dari Jabatan Dirut PT PAL
Cerita sampai Kuntjoro yang berhasil dilantik menjadi Dirut PT PAL justru mundur pun cukup panjang.
Jika melihat kehidupannya di Eropa, Kuntjoro pun mengakui bahwa kehidupannya sangat nyaman di negara lain.
Sayangnya isi hati Kuntjoro pun berkata lain sehingga ia akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia di tahun 2004 agar bisa memajukan Tanah Air.
Baru pada bulan Juli 2021, ia dilantik sebagai Dirut PT PAL dan menjabat selama lima hari. Sayangnya Kuntjoro memutuskan untuk mengundurkan diri setelahnya.
Keputusan pengunduran dirinya ini juga tidak terlepas dari isu dirinya yang menjadi pendukung gerakan radikalisme dan pemulangan eks-ISIS.
Desas-desus soal ini pun cukup banyak muncul di media sosial, dan banyak yang mempertanyakan soal statusnya di PKS, HTI serta ISIS.
Padahal Kuntjoro sendiri mengaku bahwa ia memang pernah menjadi calon legislatif PKS pada Pemilu 2014 lalu di Jawa Tengah. Namun karena gagal terpilih ia pun kembali ke dunia akademisi.
Kuntjoro juga menjelaskan bahwa pengunduran dirinya dilakukan karena inisiatif sendiri. Ia yang tidak bisa menemui Menteri BUMN Erick Thohir kala itu, akhirnya memutuskan untuk mengirimkan email.
Karya yang diberikannya dalam proyek PLTMH di Papua pun menjawab banyak tudingan lalu mengenai dirinya yang menjadi pendukung ISIS.
Ketertarikannya terhadap pembangunan listrik di Papua bukan karena alasan. Dirinya merasa bahwa stigma negatif masyarakat di Papua masih cukup negatif.
Oleh karena itulah dengan hadirnya pembangunan PLTMH di Papua ini bisa menjadi salah satu solusi untuk memajukan Indonesia bagian Timur.
Meskipun dalam prosesnya Kuntjoro Pinardi tentu saja menemukan banyak sekali hambatan-hambatan untuk mensukeskan proyek PLTMH.