Bahan Fleece: Ciri, Sejarah, Jenis, dan Kelebihannya
Bahan Fleece – Saat musim hujan tiba, udara menjadi lebih dingin berkali-kali lipat. Jangankan saat ke luar rumah, berada di dalam rumah saja kita merasa butuh mengenakan jaket, sweater, hoodie atau malah selimut tebal.
Berbicara tentang sweater dan hoodie, tahukah kamu jika sebagian besar kain yang digunakan untuk membuat kedua baju penghangat itu adalah fleece? Terdengar asing ya di telinga?
Bahan fleece merupakan salah satu jenis kain yang ramah lingkungan loh. Jadi cocok sekali dipakai untuk kamu yang awareness terhadap lingkungannya tinggi.
Mau kenal lebih dalam tentang bahan kain ini? Silahkan diteruskan ya bacanya.
Karakteristik dan Ciri-ciri Bahan Fleece
Bahan fleece adalah produk tekstil yang merupakan kombinasi bahan tiruan dari wol. Dalam bahasa Inggris, fleece berarti bulu domba. Dianggap sebagai alternatif wol, maka karakteristik dari fleece pun hampir mirip dengannya.
Bedanya jika wol terkesan berat digunakan, kain fleece memiliki sifat bahan yang ringan dikenakan. Meski begitu, pakaian yang dibuat dari fleece tetap memberikan kehangatan untuk tubuh.
Tak heran jika pakaian berbahan fleece banyak dipakai saat berolahraga di musim dingin atau musim penghujan. Selain memberikan kehangatan namun tetap ringan, bagian luar fleece memiliki bulu-bulu halus. Saat disentuh terasa hangat.
Kain fleece sendiri memiliki banyak jenisnya. Namun secara umum ciri-ciri bahan fleece adalah sebagai berikut:
- Tekstur luarnya berbulu sehingga hangat saat kita sentuh.
- Kain ini memiliki daya serap terhadap panas yang cukup baik.
- Memiliki kemampuan menyerap keringat dan air dengan sangat baik.
- Sirkulasi udara pada kain ini sangat baik.
- Tidak mudah tersulut api alias terbakar.
- Sifat bahannya elastis, tapi tidak gampang melar.
- Serat kain ini memproduksi listrik statis lebih banyak daripada jenis kain lainnya.
Dengan karakteristik dan ciri-ciri seperti di atas, maka tak heran jika kain fleece ini banyak digunakan untuk memproduksi sweater, jaket, hoodie, selimut dan bedsheet.
Fleece dikatakan sebagai kain yang ramah lingkungan karena beberapa jenisnya terbuat dari hasil daur ulang limbah plastik.
Sejarah Singkat Bahan Kain Fleece
Tak hanya manusia, setiap benda di dunia selalu memiliki sejarahnya masing-masing, tak terkecuali kain fleece. Sejarah kain ini diawali ketika tahun 1900-an, banyak orang mengeluhkan kondisinya ketika musim dingin tiba.
Pakaian dari wol yang biasa mereka gunakan sering memberikan efek gatal pada kulit. Belum lagi pakaian dari bahan wol cepat sekali bau ketika basah.
Melihat fakta yang muncul ini, pada 1970, Malden Mills Industries yang berada di Massachusetts mencoba memberikan solusi atas permasalahan masyarakat tersebut.
Perusahaan tekstil milik Aaron Feuerstein ini menjadi perusahaan pertama yang mampu mengolah plastik menjadi gulungan benang.
Dari benang itulah lalu diproduksi kain fleece yang kita pakai hingga saat ini. Kain fleece pertama yang mereka buat bermula dari hasil daur ulang botol-botol plastik dan poliester.
Sementara poliester sendiri adalah bahan kimia yang bernama PET/ PETE (Polyethylene Terephthalate). Bahan kimia ini bisa didapat dari proses daur ulang botol dan kemasan plastik.
Penemuan dari perusahaan Aaron ini tentu saja disambut hangat oleh masyarakat. Kemudian pada 1981, Patagonia, seorang distributor kain eceran yang ternama pada zamannya bekerja sama dengan Aaron untuk membawa kain fleece ke pasar pakaian olahraga.
Generasi pertama fleece bernama Synchilla, yang kemudian lebih dikenal sebagai Polartec. Penemuan Aaron ini perlahan menuai hasil. Pada 1985, beragam jenis kain olahraga berbahan fleece sudah banyak ditemukan. Salah satu pakaian olahraga di musim dingin yang banyak menggunakan fleece yaitu pakaian ski.
Berkenalan dengan Jenis-jenis Kain Fleece
Sebagaimana tadi sudah kuceritakan di bagian awal, bahwa fleece memiliki banyak jenis.
Setidaknya ada 7 jenis bahan fleece yang harus kamu ketahui. Yuk kita berkenalan dengan mereka satu per satu.
1. Kain Fleece Polyethylene (PE)
Jenis fleece yang ini mengandung polyester lebih banyak. Akibatnya permukaan jenis Fleece PE jauh lebih mengkilap daripada fleece cotton, namun jauh lebih kaku. Biasa digunakan untuk memproduksi pakaian outer seperti jaket, jas, mantel dan sebagainya.
Untuk orang awam, bisa saja kita salah membedakan dengan kaos PE. Karena jika dari luar kedua bahan kain tersebut terlihat sangat mirip. Tentu saja dari sisi ketebalan fleece PE jauh lebih tebal daripada kaos PE. Fleece PE memiliki kesan sporty dan elegan, itulah kenapa banyak digunakan untuk dibuat sebagai jaket.
2. Kain Cotton Fleece
Dari namanya saja sudah bisa kita tebak jika jenis fleece yang ini merupakan hasil produksi campuran dengan cotton alias katun. Dengan adanya campuran katun di dalamnya, wajar saja jika kain ini jauh lebih lembut saat terkena kulit daripada jenis fleece yang lain.
Cotton fleece memiliki permukaan halus baik di luar maupun di dalam, sehingga jauh lebih nyaman digunakan. Serat kain fleece cotton lebih kasar jika diperbandingkan dengan jenis kain, namun justru karena inilah fleece cotton jauh lebih hangat saat dikenakan.
3. Kain Fleece CVC
Nama populer dari jenis fleece ini yaitu fleece cotton viscose. Kualitasnya jauh dibawah fleece cotton. Tentu saja harganya pun juga jauh lebih murah, namun dibanding kain lain yang biasa digunakan sebagai baju penghangat, kualitasnya masih lebih baik.
Serat kain fleece CVC ini lebih kasar. Maka paling cocok digunakan untuk membuat hoodie, sweater dan pakaian yang sejenis.
4. Kain Fleece Polar
Nama jenis fleece yang ini diambil dari nama kain fleece pertama yang diproduksi pada 1979 oleh Malden Mills, polartec. Fleece polar mengacu pada jenis kain fleece yang terbuat dari serat sintetis, misal poliester.
Dalam perkembangannya fleece polar dibagi lagi menjadi dua jenis bagian; non anti pil dan anti pil. Apa ya maksudnya?
Ternyata yang dimaksud dengan non anti pil adalah fleece yang berkualitas lebih endah dan murah. Saat sudah digunakan dan dicuci berulang kali, akan muncul pil dan juga kainnya menjadi menggulung.
Sedangkan fleece anti pil yaitu kain fleece polar berkualitas lebih tinggi. Tidak akan menggulung dan muncul adanya pil meski sudah digunakan dan dicuci berulang kali. Tentu saja dari segi harga juga jauh lebih mahal.
Pil sendiri adalah sebuah istilah untuk menyebut sekelompok bola-bola kecil yang seringkali muncul di atas permukaan fleece setelah pemakaian dan pencucian berulang.
5. Kain Fleece Micro
Fleece Micro memiliki persamaan dengan fleece polar, yaitu sama-sama dibuat dari serat sintetis. Bedanya serat fleece micro jauh lebih tipis. Selain itu jenis fleece micro juga jauh lebih lembut saat disentuh. Kainnya juga lebih ringan. Maka tak heran jika jenis fleece yang ini lebih banyak digunakan untuk memproduksi pakaian untuk bayi, anak-anak, syal dan sarung tangan.
6. Kain Fleece Sherpa
Jenis fleece yang ini juga tak jauh beda dengan fleece polar. Sama-sama berbahan dasar polyester. Namun fleece sherpa memiliki dua sisi berbeda. Sisi pertama bertekstur bulu halus, sedang sisi lain bertekstur seperti bulunya shaun the sheep alias domba.
7. Kain Fleece Bamboo
Inilah jenis fleece yang terakhir. Menilik dari namanya kamu pasti sudah bisa menebak kalau kain ini merupakan paduan dari fleece dan bamboo cotton atau katun bambu. Kain ini menghasilkan pakaian-pakaian yang nyaman untuk digunakan.
Selain 7 jenis di atas, masih ada beberapa jenis kain fleece lainnya, seperti cuddle, berber, coral, minky, plush, dll.
Proses Produksi Bahan Kain Fleece
Dalam industri tekstil, kain fleece diproduksi dari tiruan benang wool sebagai bahan dasarnya. Benang itulah yang kemudian dikombinasikan dengan bahan lain, seperti katun, polyester, katun bambu, dsb.
Singkatnya, untuk membuat kain fleece, rajutan benang harus mengalami proses pemelintiran hingga kemudian menghasilkan lembaran kain. Setelah menjadi lembaran kain, fase selanjutnya yaitu proses napping. Di tahap ini dilakukan penyikatan di atas permukaan kain.
Mesin yang digunakan adalah mesin khusus. Fungsinya untuk memotong pola loop yang terdapat di lembaran kain, tanpa meninggalkan kerusakan apapun di atas kainnya.
Proses napping inilah yang menghasilkan kain fleece memiliki tekstur lebih berbulu dan tebal. Setelah proses napping, kain fleece akan masuk ke tahap berikutnya, yaitu merapikan tekstur bulu yang dihasilkan. Awalnya tekstur bulu itu sangat berantakan. Tekstur-tekstur itu kemudian dimasukkan ke dalam mesin berpisau spiral, sehingga bulu-bulu tersebut jauh lebih rata dan halus.
Jenis kain fleece berbeda-beda ketebalannya. Semua itu tergantung pada ukuran benang yang digunakan. Semakin besar diameter benang yang digunakan, semakin halus dan ringan tekstur kain yang dihasilkan. Sebaliknya semakin kecil diameter benang yang digunakan, maka semakin tebal kain yang dihasilkan.
Apa Kelebihan dan Kekurangan Bahan Fleece?
Tidak ada yang sempurna di dunia ini, begitu juga dengan kain fleece. Sebagaimana jenis kain lainnya, fleece pun memiliki kekurangan dan kelebihan.
Sebelum kamu bergegas membeli kain fleece untuk membuat sweater atau hoodie, yuk cari tahu dulu kelebihan dan kekurangannya.
A. Kelebihan Bahan Fleece
Bagi sebagian besar penggunanya, inilah beberapa kelebihan yang membuat mereka jatuh cinta pada kain fleece:
1. Bahannya Elastis, Tapi Tak Melar
Sifatnya yang elastis mampu membuat pakaian yang dihasilkan dari kain ini mengikuti bentuk tubuh si pengguna, sehingga pakaian terlihat nyaman dan tepat dikenakan. Meskipun elastis, jangan khawatir akan jadi melar. Fleece tak mudah melar, ia hanya mengikuti tubuh pemakainya.
2. Cepat Kering
Jika kamu termasuk yang anti menyetrika, maka pakaian berbahan fleece cocok kamu kenakan. Bahan fleece ini sangat mudah kering. Begitu selesai dicuci, cukup diangin-anginkan saja. Tanpa waktu lama sudah siap digunakan lagi.
3. Tekstur Permukaan Halus dan Hangat
Hal yang paling membuat pengguna jatuh cinta pada kain ini yaitu kesan halus dan hangat yang dimilikinya. Coba saja sentuh permukaan kain fleece, dan pada sentuhan pertama, kamu akan dibuatnya jatuh cinta. Kain fleece juga sangat ringan saat dikenakan. Hal terpenting buat kamu yang memiliki alergi kulit dan mudah gatal-gatal, kain fleece ini sangat aman!
4. Awet dan Tahan Lama
Selain memberikan kesan hangat, kain ini juga termasuk jenis bahan yang awet dan tahan lama. Meski sering digunakan dan dicuci berulang kali, kain ini akan tetap awet dan nyaman digunakan. Namun untuk tingkat kelembutan akan berubah semakin lama produk itu digunakan.
5. Sirkulasi Udara Baik
Serat kain fleece bersifat insulator tubuh. Artinya saat cuaca dingin, tubuh akan tetap hangat karena panas tubuhnya tak banyak yang hilang. Selain itu, seratnya memiliki sifat breathability yang memberikan kelancaran udara pada pakaian. Tentu saja hasilnya pakaian berbahan fleece menjadi jauh lebih nyaman untuk dikenakan. Tak sabar mencoba?
6. Harga Terjangkau
Meski secara kualitas kain fleece termasuk premium, namun untuk harga sangat ramah di kantong. Jadi buat kamu yang tertarik untuk membuat mantel keren ala Korean style, segera beli fleece sekarang juga!
B. Kekurangan Bahan Fleece
Meski memiliki banyak kelebihan yang membuat kamu jatuh cinta bahkan sebelum saling bertatap muka, bahan ini juga memiliki beberapa kekurangan. Apa saja ya?
1. Tak Cocok Dipakai Saat Suhu Ekstrem
Meski fleece menghangatkan, namun saat kondisi mencapai suhu ekstrem, kain ini tetap tak bisa menahan rasa dinginnya. Jadi buat kamu yang akan bepergian ke tempat dengan suhu hingga minus celcius, fleece tetap bisa digunakan tapi tetap harus dilapisi mantel dari kain jenis lain.
2. Permukaan Luar Mudah Mengelupas
Salah satu kekurangan fleece yaitu ketika dipakai berulang lama-lama permukaan luar akan mengelupas. Tentu saja ini bisa dicegah dengan perawatan yang benar.
3. Perawatan Tak Mudah
Agar fleece tetap awet diperlukan perawatan yang benar dan tepat. Tentu saja diperlukan pula ketelitian, terutama di saat mencuci dan menjemurnya. Fleece tidak bisa tahan pada pemutih atau pewangi, jadi harus berhati-hati saat mencuci. Ketidak Hati-hatian kita bisa membuat daya serap fleece terhadap air menjadi berkurang.
4. Bahan Mudah Kotor
Karena permukaannya yang lembut, maka ia debu-debu halus dan helai rambut mudah menempel di atasnya. Inilah yang membuat bahan fleece jadi lebih mudah kotor.
5. Sebagian Orang Merasa Bahannya Terasa Berat
Kain ini dibandingkan jenis bahan tebal lainnya memang masih termasuk ringan. Namun ada beberapa orang yang merasa fleece masih terlalu tebal dan berat saat dipakai. Ini kembali ke selera masing-masing ya.
6. Seratnya Berongga Cukup Lebar
Serat kain fleece cukup renggang, hingga angin mudah masuk ke bagian dalam. Meski begitu fleece tetap bisa menghangatkan karena terbantu dengan lapisan bulu-bulu halus yang ada di permukaan dalamnya.
7. Warna Mudah Pudar
Meski termasuk kain yang awet dan tahan lama, namun warna kain fleece bisa cepat memudar jika terlalu sering dipakai dan dicuci.
Tips Merawat Pakaian Berbahan Dasar Kain Fleece
Setelah mengetahui bahwa ternyata kain fleece memiliki beberapa kekurangan. Ada baiknya kita mengetahui bagaimana cara merawat pakaian-pakaian yang menggunakan fleece sebagai bahan dasarnya.
Dengan merawatnya secara benar, maka beberapa kekurangan fleece bisa dicegah dan diatasi. Berikut ini beberapa tips terkait merawat pakaian dengan bahan dasar fleece:
1. Cara Mencuci
Seperti yang sudah dijelaskan di bagian atas, warna kain fleece bisa memudar dan bagian luarnya mudah mengelupas, maka sebaiknya kita memperhatikan cara pencucian sebaik-baiknya.
Pertama, hindari penggunaan pewangi dan pemutih. Dua bahan kimia ini bisa menurunkan daya serap air pada serat kain fleece.
Kedua, silahkan cuci secara manual ataupun menggunakan mesin, namun pastikan untuk memakai detergen dengan bahan yang lembut.
Ketiga, jika mencuci dengan mesin, maka gunakan suhu dan kekuatan putaran paling rendah.
Keempat, apabila ada noda membandel yang terlihat. Cukup oleskan detergen pada bagian yang terkena noda, lalu kucek dengan tangan pelan-pelan hingga noda memudar. Namun jika masih susah dihilangkan, bisa menggunakan sikat. Pilih sikat yang bulu-bulunya halus dan pastikan menyikat secara searah agar tidak merusak serat kain.
2. Cara Menjemur
Untuk mencegah pudarnya warna pakaian, maka setelah dicuci, cukup angin-anginkan saja pakaian berbahan fleece di tempat teduh atau tidak kena sinar matahari secara langsung.
Jangan lupa untuk membaliknya ke posisi luar pada saat menjemur. Hindari penggunaan mesin pengering karena akan merusak serat kain.
3. Cara Menyetrika
Setelah kering, cukup lipat atau gantungkan saja pakaian dengan bahan fleece ini, lalu taruh ke dalam lemari. Nggak disetrika?
Tidak perlu, karena serat kain fleece tak tahan panas. Jika kamu menyetrikanya justru akan membuatnya rusak. Meski tidak disetrika, jangan khawatir, fleece tidak mudah kusut, jadi kamu tetap bisa tampil rapi.
Harga Kain Fleece
Sudah tak sabar untuk segera memborong kain fleece dan menyulapnya menjadi pakaian hangat? Sabar. Sebelum teman-teman bergegas ke pasar, sepertinya kalian perlu tahu kalau fleece tidak dijual dalam bentuk meteran sebagaimana jenis kain lainnya.
Fleece dijual dengan sistem kiloan. Namun ada beberapa penjual kain yang kini sudah mulai menjual dalam ukuran roll atau per meter. Dari pantauan Tedas.id, harga fleece per kilo berbeda-beda.
Beda jenis fleece, beda pula harga per kilonya. Contoh, untuk fleece polar, harga per kilonya berkisar mulai Rp 45.000,-. Sedangkan fleece CVC dijual mulai Rp 145.000 per kilo. Sangat beragam ya harga jualnya?
Agar kamu bisa tahu bagaimana kualitas kain yang dijual, daripada membeli online, ada baiknya untuk membeli langsung ke toko kain. Kamu bisa menyentuh dan mencari tahu tingkat kerapatan serat, ketebalan kain, dan kualitasnya secara menyeluruh.
Selain itu dengan datang langsung ke lokasi toko, ada kemungkinan untuk menawar harganya hingga bisa mendapat harga yang lebih murah dari yang ditawarkan oleh penjual. Informasi harga tersebut bisa jadi berubah-ubah. Maka agar lebih valid, teman-teman bisa melakukan pengecekan harga terbaru terlebih dahulu di toko-toko kain ternama sebelum melakukan pembelian.
Perbedaan Kain Fleece dan Baby Terry
Untuk menutup informasi mengenai kain fleece, Tedas.id ingin memberikan tips cara membedakan kain fleece dengan baby terry. Konon banyak orang susah membedakan kedua jenis kain ini.
Memang sekilas dua kain ini tampak sama, padahal sebenarnya berbeda.
Berikut ini perbedaan keduanya yang harus kamu tahu, biar nggak salah pilih kain.
1. Komposisi Kain
Kain Fleece sebagian besar dibuat dari campuran dari 80% katun dan 20% tiruan imitasi wol (misalnya polyester). Sedangkan kain Baby Terry dibuat dari kombinasi 80% katun dan 20% poly terry.
2. Karakteristik Kain
Karakter kain fleece lembut, tapi jika dibandingkan dengan baby terry, kain fleece jauh lebih kaku, kasar, tebal dan warnanya lebih cerah. Sementara baby terry memiliki sifat bahan yang sangat halus, lentur dan lembut.
3. Dari Segi Sifat Bahan
Kain fleece tak begitu cocok digunakan saat siang hari atau musim panas karena akan mudah membuat gerah.
Sedangkan bahan baby terry sangat dingin dan cocok dipakai di daerah tropis, termasuk juga di siang hari yang sangat terik.
4. Dari Segi Penggunaan
Jika dilihat dari segi penggunaan, kain fleece biasa diproduksi menjadi sweater, jaket, selimut, hoodie, ataupun bedsheet.
Sedangkan baby terry banyak diproduksi menjadi pakaian bayi dan anak-anak, juga handuk.
Demikian catatan yang bisa Tedas.id sajikan mengenai kain fleece.
Semoga setelah ini teman-teman tak lagi bingung mengenai kain fleece dan bisa menggunakan sesuai karakteristiknya. Semoga bermanfaat!