Omset: Pengertian, Manfaat, Cara Hitung dan Tingkatkannya
Mendengar kata omset pasti pikiran kita akan mengarah pada tujuan bisnis yaitu keuntungan atau profit.
Apa yang dimaksud omset bukanlah keuntungan atau profit, tapi banyak yang salah mengartikannya.
Padahal antara profit dan omset pengertiannya sama sekali berbeda, walaupun keduanya sama-sama digunakan dalam dunia bisnis.
Bagi kamu yang berencana merintis usaha mikro atau makro perlu tahu apa itu omset dan juga profit.
Apa itu Omset?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, omset adalah total uang dari hasil penjualan produk bisa berupa barang atau jasa dalam suatu masa jual. Ada juga pengertian omset dari sumber yang lain.
Berikut ini pengertian omset dari beberapa sumber:
1. Chaniago dalam Khuriyati
Omzet dari penjualan adalah jumlah pendapatan secara keseluruhan yang berasal dari hasil penjualan suatu barang atau jasa dalam kurun waktu tertentu.
2. Businessdictionary
Omset adalah Pendapatan secara keseluruhan dari hasil penjualan sebuah produk sebuah perusahaan tanpa adanya pengurangan biaya dalam waktu periode tertentu. Omset disebut juga sebagai pendapatan kotor.
3. Investopedia
Omset memiliki istilah lain yaitu revenue yang artinya pendapatan dari operasi bisnis normal.
Di dalamnya sudah termasuk diskon serta pengurangan barang yang dikembalikan.
Memperhatikan arti omset dari beberapa sumber di atas, maka bisa diartikan bahwa omset merupakan jumlah dari penjualan produk suatu perusahaan dalam suatu kurun waktu.
Tujuan dari penghitungan omset adalah untuk mengetahui skala perusahaan.
Apakah skalanya termasuk besar atau kecil, dan angka tersebut barulah hitungan kasar.
Belum ada pengurangan dari operasional, biaya produksi dan lainnya.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan sepatu memproduksi empat jenis produk dalam satu bulannya.
Berikut ini penjelasan total penjualan setiap produknya.
- Sepatu anak-anak sebanyak 100 buah, dijual dengan harga Rp. 350.000,- per buahnya. Total penjualan produk ini adalah Rp. 35.000.000,-
- Sepatu running pria sebanyak 50 buah, dijual dengan harga Rp. 500.000,- per buahnya. Total penjualan produk ini adalah Rp. 25.000.000,-.
- Sepatu flat wanita sebanyak 40 buah, dijual dengan harga Rp. 200.000,- per buahnya. Total penjualan produk ini adalah Rp. 8.000.000,-.
- Sepatu running wanita sebanyak 50 buah, dijual dengan harga Rp. 600.000,- per buahnya. Total penjualan produk ini adalah Rp. 30.000.000,-.
Maka untuk omset yang didapatkan adalah menjumlahkan semua total penjualan produk. Perusahaan sepatu tersebut memiliki omset sebesar Rp. 98.000.000,-.
Manfaat Tahu Jumlah Omset
Untuk kamu yang bergerak di bisnis, sudah merupakan hal yang krusial untuk kamu monitor pergerakan jumlah omset yang kamu dapatkan dari waktu ke waktu.
Mari kita bahas apa saja manfaat informasi jumlah omset yang perlu kamu ketahui.
Tahu Kondisi Produksi
Apabila ada masalah dalam produksi barang/jasa usaha kamu, terutama tentang kualitas.
Ketika omset rendah bisa jadi kualitas barang/jasa yang kamu miliki perlu ditingkatkan kembali.
Dan ketika omset tinggi, kamu bisa evaluasi kembali apa yang harus dipertahankan dan bagian mana yang bisa ditingkatkan.
Penyesuaian Pengeluaran
Tahu persis berapa omset dari usaha dapat memberikan manfaat untuk pelaku bisnis menyesuaikan pengeluaran yang ada saat ini.
Jumlah pengeluaran yang disesuaikan dapat meningkatkan total jumlah keuntungan atau profit yang potensial untuk dimiliki.
Peluang Investasi
Pada saat omset sedang dalam kondisi tinggi, kamu dapat menggunakan momentum ini untuk investasi kembali ke usaha kamu.
Bisa dengan melakukan pembelian alat kerja atau investasi di bidang sumber tenaga kerja sehingga omset bisa semakin bertambah.
Namun kamu perlu pertimbangkan satu hal penting, coba perhitungkan berapa omset yang akan didapatkan ketika kamu melakukan investasi terhadap alat atau sumber daya manusia.
Laporan Profit & Loss
Laporan profit & loss atau sering dikenal juga laporan laba rugi harus dibuat untuk setiap pelaku usaha. Laporan omset secara berkala tentunya dapat membantu untuk tahu keuntungan.
Apa Itu Profit dan Perbedaannya dengan Omset
Pengertian omset sangat berbeda dengan profit. Jika omset adalah total penjualan dalam kurun waktu tertentu, maka profit adalah keuntungan dari penjualan tersebut.
Menurut beberapa sumber berikut ini pengertian dari profit.
1. Sutrisno
Profit merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari semua modal yang digunakan.
2. M. Nafarin
Profit adalah selisih antara pendapatan dengan pengeluaran dalam periode tertentu.
3. Mahmud M. Hanafi
Profit adalah sebuah ukuran keseluruhan prestasi yang dimiliki perusahaan. Definisinya berasal dari laba sama dengan penjualan dikurangi biaya.
Arti profit dari beberapa sumber tersebut sudah sangat menjelaskan bahwa profit merupakan hasil keuntungan yang didapatkan dari total omset dikurangi dengan semua biaya operasional. Maka akan ketemu keuntungan atau profit dari perusahaan tersebut.
Supaya lebih jelas lagi, ada beberapa perbedaan antara omset dengan profit yang bisa diperhatikan sebagai berikut ini.
1. Bisnis kerjasama
Tidak jarang saat ini sebuah bisnis menerapkan sistem kerja sama supaya mendapatkan modal yang lebih besar. Pola ini tentu saja diikuti dengan sistem pembagian hasil yang berbeda, bisa mengacu pada omset atau profit.
Jika bisnis mengacu pada omset sharing maka perhitungannya bisa menggunakan pembagian keuntungan berdasarkan penjualan pada tahun berlangsungnya penjualan. Tanpa adanya pengurangan dari beban-beban lain di dalamnya.
Sedangkan jika mengacu pada profit sharing maka pembagiannya adalah pendapatan yang sudah dikurangi dengan beban-beban operasional hingga produksi. Biasanya kebanyakan konsinyasi memilih pembagian hasil profit sharing karena risiko yang lebih sedikit.
2. Memiliki rumus perhitungan berbeda
Karena total yang didapatkan berbeda, maka rumus untuk menghitungnya pun tidak sama.
Untuk rumus perhitungan omset yang digunakan adalah ‘’Harga jual dikalikan Kuantitas jual’’. Maka ketemulah omset dalam waktu yang sudah ditentukan.
Sedangkan rumus yang digunakan untuk menghitung profit adalah ‘’Omset yang dikurangi dengan biaya produksi’’. Apa yang dimaksud biaya produksi ini sudah termasuk marketing, gaji karyawan, bahan baku dan masih banyak lagi.
3. Posisinya dalam neraca keuangan
Dalam neraca keuangan, posisi dari omset bukanlah uang murni. Alasannya karena omset adalah pendapatan perusahaan dari penjualan produk yang bisa dibayar dengan kredit atau piutang dagang.
Melalui piutang dagang inilah perusahaan jadi mengenali berapa jumlah produknya yang laku di pasaran. Posisi ini disebut dengan pendapatan kotor. Sedangkan profit letaknya paling bawah karena merupakan uang murni.
Total profit sudah dikurangi dari semua biaya produksi dan biaya lainnya yang dibutuhkan selama proses produksi produk.
4. Tujuan dalam penghitungan
Masing-masing penghitungan omset dan profit memiliki tujuan yang cukup berbeda.
Omset bertujuan agar perusahan tahu seberapa jauh produknya laku dijual di pasaran dalam kurun waktu tertentu.
Dari hasil inilah yang menjadi tolak ukur penjualan di waktu berikutnya.
Melalui perhitungan omset pula, ada banyak strategi yang bisa digunakan supaya penjualan bisa meningkat di bulan atau tahun berikutnya.
Sedangkan profit memiliki tujuan agar investor tahu dan mudah meninjau apakah perusahaan tersebut memiliki potensi baik untuk diinvestasikan. Semakin tinggi profit yang didapatkan tentu semakin menarik perhatian investor.
Cara Menghitung Omset Penjualan
Apabila mengikuti rumus yang digunakan untuk menghitung omset, maka akan lebih mudah dalam melakukan penghitungan. Di atas telah disampaikan contoh mudah dalam menentukan omset, tapi perlu diingat bahwa itu baru total saja belum termasuk profit.
Untuk perhitungan finansial sebuah perusahaan ada tiga hal yang perlu dihitung yaitu omset, profit dan juga margin. Margin dihitung dari profit yang dibagi dengan modal kemudian dikalikan 100%.
Sebagai contoh sebuah produsen tas mampu menjual 1.000 buah tas dengan harga Rp. 200.000. Biaya produksi, pemasaran dan lainya yang dibutuhkan adalah Rp. 100.000 per buahnya. Maka perhitungannya adalah :
- Omset : 1.000 X Rp. 200.000 = Rp. 200.000.000,-
- Profit : Rp. 200.000 – Rp. 100.000,- = Rp. Rp. 100.000,- setiap buah tas
- Margin : Rp. 100.000 – Rp. 200.000 x 100% = Rp. 50%
Dari hasil perhitungan tersebut sudah sangat jelas bahwa omset yang didapatkan adalah 200 juta rupiah, tetapi untuk profitnya adalah 100 ribu per buah. Margin profit yang didapatkan adalah 50%.
Cara untuk Meningkatkan Omset dalam Bisnis
Setelah mengetahui arti omset, lalu bagaimana cara untuk bisa meningkatkannya?
Setiap perusahaan harus tahu bagaimana cara untuk bisa meningkatkan omsetnya. Karena besar kaitannya dengan pemasukan yang menjadi tolak ukur di waktu berikutnya.
Ada beberapa cara yang bisa diterapkan untuk meningkatkan omset yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas produk
Apa yang dijual dari perusahaan harus terus menerus ditingkatkan kualitasnya. Karena ini ada hubungannya dengan kepuasan konsumen sehingga mereka bisa menjadi loyal terhadap produk yang diproduksi.
Terus menerus melakukan inovasi adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Kualitas produk dan terus adanya inovasi bisa menciptakan kebanggan pada konsumen.
2. Pelayanan juga perlu ditingkatkan
Bukan hanya soal produk saja yang perlu inovasi, pelayanan juga sama. Alur konsumen untuk mendapatkan produk mulai dari penawaran hingga pemberian garansi khusus pada produk tertentu perlu diprioritaskan.
Membuat standar operasional prosedur dalam melayani keluhan pelanggan dan berikan training khusus kepada semua customer service. Karena kepuasan pelanggan terhadap pelayanan sangat mempengaruhi omset.
3. Melakukan promosi
Memberikan promosi untuk menarik konsumen baru serta lama bisa jadi cara jitu. Promosi bisa diberikan pada hari tertentu seperti ulang tahun kemerdekaan atau event-event tertentu.
Ada banyak jenis promosi seperti diskon, buy one get one, door prize dan masih banyak lagi. Buatlah promosi yang kreatif tapi tetap berikan harga yang tidak merugikan.
4. Menciptakan strategi dan konsisten
Promosi adalah salah satu bagian dari strategi yang bisa dilakukan marketing untuk memasarkan produk.
Menciptakan strategi ini harus selalu konsisten dan ditentukan dari target penjualan, evaluasi penjualan di bulan lalu serta solusi dari permasalahan penjualan sebelumnya.
Strategi juga bisa dibuat berdasarkan produk yang dimiliki kompetitor.
Satu hal yang pasti omset akan meningkat jika semua strategi yang dibuat konsisten dijalankan.
Setelah mengetahui omset adalah jumlah pendapatan secara keseluruhan, maka jangan langsung senang karena jumlahnya besar. Karena belum dikurangi dengan biaya beban lainnya.
Perlu strategi jitu untuk meningkatkan omset agar perusahaan bisa terus beroperasi.