Margin: Pengertian dalam Dunia Bisnis dan Cara Menghitungnya
Margin adalah istilah yang paling sering digunakan dalam dunia bisnis. Dalam dunia keuangan sendiri margin memiliki arti yang sangat luas.
Para pebisnis pemula harus tau tentang pengertian margin, cara menghitung dan cara meningkatkannya.
Pengertian secara umum margin adalah selisih dari sebuah bidang dan bidang yang melingkupinya.
Biasanya margin dinotasikan ke dalam bentuk persentase, jadi jika seseorang sedang membicarakan soal margin, maka yang dimaksudkan adalah persentase margin.
Perlu diketahui cara menghitung margin yang tepat agar analisa laporan lebih jelas.
Selain itu sebagai pebisnis perlu tahu juga bagaimana cara meningkatkan persentase margin usahanya.
Apa Itu Margin?
Margin dalam bisnis memiliki pengertian selisih dari keuntungan dengan omset dan bentuknya adalah presentasi. Biasanya margin dekat sekali dengan profit, tapi keduanya memiliki arti yang berbeda.
Profit margin merupakan istilah yang sering digunakan dalam ilmu akuntansi. Pada akuntansi, margin memiliki fungsi untuk menguatkan profit sebagai selisih dari biaya produksi dan penjualan.
Pada analisis laporan, profit margin berasal dari keuntungan kotor yang telah dikurangi harga pokok penjualan. Selain dalam bisnis dan keuangan, istilah margin juga banyak digunakan dalam trading investasi.
Margin dalam investasi artinya adalah selisih dari total investasi dengan besaran pinjaman yang didapatkan dari broker.
Ada dua tipe margin dalam investasi yaitu margin account dan margin call.
Margin account merupakan akun margin yang dibuka dari manajer investasi, fungsinya untuk membeli saham.
Sedangkan margin call adalah upaya yang dilakukan investor dalam menutup kerugian pada saat harga saham menurun drastis.
Apa itu margin memiliki banyak arti sesuai dengan di mana ia diterapkan.
Namun pada intinya margin dalam bisnis berhubungan dengan keuntungan dari perusahaan. Jenisnya ada sangat banyak dan cara menghitungnya pun bermacam-macam.
Cara Menghitung Margin dalam Bisnis
Seorang pebisnis harus tahu apa arti margin dan cara menghitungnya. Karena salah dalam menghitung bisa berakibat fatal.
Perlu pengetahuan dasar dan mengenali risiko kerugian sehingga bisa diminimalisasi.
Kamu yang ingin membuka sebuah usaha tak harus belajar akuntansi dan mengetahui detail penghitungan margin.
Cukup dasar dan penghitungan secara umum sudah bisa mengatur margin dengan tepat nantinya.
Untuk mengetahui berapa selisih keuntungan ini, ada beberapa hal yang harus diperhitungkan terlebih dahulu. Karena setiap penghitungan ada beberapa unsur pokok yang tercover di dalamnya.
Faktor penting yang harus diperhatikan adalah besarnya biaya produksi supaya nantinya harga jual produk bisa ditentukan.
Harga jual ini nantinya memiliki pengaruh dengan besar kecilnya keuntungan atau margin yang akan diperoleh.
Keuntungan ini nantinya berkaitan dengan kemampuan bisnis dalam mengembalikan modal yang sudah dikeluarkan selama operasional. Secara umum itulah proses yang harus dihadapi oleh pebisnis pemula.
Untuk itu, berikut ini panduan mengenai beberapa faktor penting yang mempengaruhi perhitungan margin dalam bisnis.
1. Pendapatan
Pendapatan adalah bertambahnya nilai aktiva yang akan menciptakan nilai modal bertambah.
Ada dua jenis pendapatan, yang pertama adalah pendapatan usaha yaitu pendapatan yang didapatkan perusahaan berkat kegiatan utamanya. Contohnya saja pendapatan penjualan produk atau jasa.
Kedua adalah pendapatan di luar usaha yaitu pendapatan yang dimiliki perusahaan berasal dari kegiatan yang dilakukan luar usaha. Contohnya adalah pendapatan dari sewa atau bunga.
2. Beban
Beban merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam mendapatkan hasil ekonomis.
Pengeluaran yang dilakukan perusahaan ini akan mengakibatkan berkurangnya jumlah modal.
Ada dua jenis beban yang harus dipertimbangkan. Pertama adalah beban usaha yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai semua kegiatan perusahaan yang utama.
Contohnya saja biaya listrik, gaji karyawan, administrasi, telepon, dl.
Kedua adalah beban di luar usaha yaitu biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membiayai kegiatan di luar usaha tadi, contohnya saja beban dari bunga.
3. Identifikasi biaya per item yang diproduksi
Semua biaya produksi dari perusahaan harus dihitung dengan mendetail beserta catatan biaya dari setiap alur proses produksi.
Jenis biaya per item ini terdiri dari dua jenis. Pertama adalah biaya tetap atau fixed cost yaitu biaya yang jumlahnya tetap.
Fixed cost tidak tergantung dari besar kecilnya kuantitas produksi tetapi lebih seperti gaji karyawan, sewa gedung atau biaya penyusutan.
Jenis yang kedua adalah biaya variabel atau variable cost yaitu biaya yang meluas sebagai pengorbanan sumber modal yang difungsikan untuk mencapai sebuah tujuan.
4. Penyusunan laporan laba dan rugi
Cara mengatur margin dipengaruhi juga oleh laporan dari laba dan rugi.
Dalam penyusunannya dibutuhkan data dari jumlah sumber pendapatan serta jumlah beban perusahaan selama satu periode.
Rumus yang digunakan untuk mendapatkan laba bersih adalah laba kotor dikurangi beban usaha.
Hasil dari laporan ini maka akan diketahui berapa harga jual yang ditetapkan kepada konsumen.
Selalu diingat bahwa harga jual akan mempengaruhi jumlah keuntungan yang akan dihasilkan sehingga nantinya bisa mencapai titik balik modal.
5. Menghitung biaya pembentuk harga pokok penjualan
Menentukan harga yang sesuai melibatkan banyak faktor, supaya keuntungan perusahaan bisa tercapai. Salah satunya adalah mengetahui berapa biaya pokok yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan barang.
Biaya tersebut kemudian akan ditambahkan biaya lain dan juga jumlah keuntungan yang diinginkan. Setelah penjumlahan tersebut maka akan ketemu berapa harga jualnya.
Harga Pokok Penjualan (HPP) akan mengacu pada keseluruhan biaya bahan baku dan barang yang dijual. Berikut ini rumus HPP yang bisa diterapkan.
HPP = Biaya bahan baku + total produksi + saldo akhir persediaan
Kenaikan atau penurunan harga jual produk akan ditentukan dari daya beli konsumen yang telah ditargetkan.
Apabila target pasar adalah masyarakat menengah ke bawah maka kenaikan harga produk perlu dipertimbangkan lebih jauh.
Perlu juga membandingkan soal harga jual dari produk pesaing sebagai pembanding utamanya.
6. Mengidentifikasi Saldo Persediaan Awal dan Akhir
Saldo awal merupakan saldo persediaan bahan baku di awal. Saldo ini mencakup jumlah persediaan bahan baku bisa dari awal bulan dan awal tahun.
Penghitungan saldo awal periode ini caranya sama dengan menghitung saldo akhir periode sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Neraca dan untuk mengetahui setiap jenis bahan bakunya dari buku persediaan serta kartu stock.
Apa yang dimaksud dengan bahan baku termasuk pembantu, penolong dan sejenisnya.
7. Perhitungan Penjualan Bersih
Pada tahapan yang terakhir, pebisnis harus bisa menghitung keuntungan usaha yakni penjualan bersih. Hasil hitungan ini adalah pendapatan yang menjadi tujuan dan target.
Rumus untuk menghitung penjualan bersih adalah penjualan kotor atau bruto yang sudah dikurangi dengan potongan lainnya.
Contoh potongan yang dimaksud adalah diskon, retur atau komisi.
Apabila dilihat dari cara menghitung margin dari ketujuh hal ini, maka laporan dari pendapatan serta beban sudah bisa mengetahui keuntungan yang didapatkan perusahaan.
Ketika perusahaan untung, jumlahnya bisa langsung diketahui.
Hal yang sama juga terjadi ketika terjadi kerugian, melalui pendapatan dan beban jika hasilnya minus otomatis perusahaan telah merugi.
Cara Melihat Margin Keuntungan dalam Usaha
Margin keuntungan atau laba ini ditujukan untuk mengetahui persentase laba yang didapatkan dari perusahaan.
Tentunya setelah semua biaya lain dan pengeluaran dikurangkan. Hasilnya bisa dipilih sesuai dengan periode waktu tertentu.
Mengetahui hasil dari margin keuntungan, membuat pebisnis tahu kondisi perusahaan apakah sehat atau mengalami penurunan.
Karena hasil ini jugalah yang akan menjadi penentu pengambilan keputusan di masa mendatang.
Ada tiga cara yang bisa dimanfaatkan untuk mengetahui margin keuntungan dalam sebuah bisnis yaitu sebagai berikut :
1. Margin laba bersih
Keuntungan perusahaan ada berbagai macam, salah satunya adalah margin laba bersih.
Untuk mendapatkan perhitungannya maka semua pendapatan dikurangi dengan HPP, operasional utang, pajak, hingga pendapatan investasi.
Adanya margin laba ini untuk mengetahui apakah pendapatan dari perusahaan memiliki laba.
Perusahaan membutuhkan margin laba bersih ini untuk mengetahui apakah potensi keuntungannya masih cukup tinggi.
Rumus yang digunakan untuk menghitung margin laba bersih adalah pendapatan dibagi dengan pendapatan bersih baru dikalikan 100.
Maka akan ketemu berapa total keuntungan bersih dari penjualan.
2. Margin laba kotor
Apa yang dimaksud dengan margin laba kotor adalah jumlah pendapatan yang tersisa setelah HPP diperhitungkan. Yang termasuk di dalamnya adalah biaya overhead.
Fungsi dari margin laba kotor adalah metrik dalam potensi keuntungan yang paling sederhana. Persamaan margin ini akan ditujukan dalam menentukan sebuah produk yang terlihat jelas berapa jumlah pendapatannya.
Sehingga kamu tahu mana saja item produk yang memberikan keuntungan tinggi dan yang merugikan.
Untuk menentukan margin laba kotor ini rumus yang digunakan adalah Total pendapatan dikurangi HPP kemudian dibagi dengan total pendapatan. Setelah itu hasilnya dikalikan 100.
3. Margin laba operasi
Apa yang dimaksud dengan margin laba operasi adalah perhitungan dari biaya overhead, operasional, penjualan dan administrasi.
Semua fungsi tersebut untuk keberlangsungan perusahaan besar sehari-hari.
Yang tidak termasuk dalam margin laba operasi adalah pajak, hutan dan biaya non-operasional lainnya.
Tujuan dari margin ini adalah untuk memperlihatkan besaran penghasilan dari aktivitas yang dilakukan sehari-hari.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui margin laba operasi adalah pendapatan dibagi dengan pendapatan operasional dikali 100.
Cara Meningkatkan Profit Margin dalam Bisnis
Berbicara soal margin banyak sekali perhitungan yang bisa dilakukan. Semua perusahaan tentunya ingin mendapatkan profit margin yang tinggi, tapi bagaimana caranya?
Bagi kamu pebisnis muda dan ingin merintis usaha sendiri, ada beberapa strategi supaya profit margin terus meningkat.
1. Menciptakan produk sendiri
Tidak ada cara yang lebih mudah untuk mendapatkan profit margin tinggi dengan produk yang dihasilkan sendiri.
Kebanyakan bisnis e-commerce memiliki margin yang mendekati 80%, kuncinya adalah produk dibuat sendiri.
Alasannya adalah kamu bisa menentukan harga yang lebih tinggi ditambah lagi produk menjadi barang yang ekslusif. Tentu saja nanti akan banyak dicari.
Baca Juga: 5 Langkah Mengembangkan Bisnis Berskala Kecil
2. Mengurangi biaya operasional
Ada banyak hal sederhana yang bisa dikurangi dalam operasional sehingga memberikan dampak besar terhadap HPP.
Hal sederhana yang dimaksud seperti memilih vendor pengiriman barang yang bisa memberikan harga lebih murah.
Selalu pilih operasional yang bisa dipangkas sehingga tidak membebankan biaya pada produk.
3. Memperluas target konsumen
Setiap produk memiliki pangsa konsumen berbeda-beda. Semakin luas target konsumen tentu membuat produk jadi semakin mudah dipasarkan. Cobalah untuk melakukan riset konsumen secara rutin dan kenali karakter konsumen yang baru.
Margin adalah bagian yang sangat penting dalam sebuah bisnis. Tanpanya, akan sulit mengetahui posisi perusahaan mengalami untung atau rugi.