Mengenal Konsep Manajemen Sekolah
Artikel terakhir diperbaharui 15-11-2022 oleh Aldy Amrillah
Manajemen Sekolah – Manajemen dalam dunia pendidikan dikenal dengan dua istilah, yang pertama manajemen pendidikan dan yang kedua administrasi pendidikan.
Keduanya memiliki makna yang sama, namun belum disepakati istilah mana yang dipakai. Berkaitan dengan itu, kali ini akan dibahas lebih lanjut tentang manajemen sekolah.
Pengertian Manajemen
Manajemen secara umum dipahami sebagai suatu cara supaya tujuan dari organisasi tercapai dengan melakukan perencanaan (planning), organisasi (organizing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling).
Jadi semua kegiatan dalam manajemen tersebut saling berhubungan dan berkesinambungan.
Berkaitan dengan pengertiannya, Hani Handoko berpendapat bahwa manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan melakukan pengawasan terhadap usaha serta sumber daya organsasi agar tujuan dapat tercapai.
Dalam dunia pendidikan, Djam’an Satori menjelaskan bahwa manajemen pendidikan dimaknai sebagai semua proses kerjasama, termasuk pemanfaatan sumber daya serta materi dalam mencapai tujuan pendidikan dengan efektif dan efisien. Artinya, seluruh komponen sekolah disini ikut terlibat.
Pengertian administrasi pendidikan sendiri adalah serangkaian proses atau kerjasama sejumlah orang dalam usahanya mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara sistematis dalam lingkup sekolah atau lembaga pendidikan formal lainnya. Bisa dilihat kedua istilah tersebut maknanya sama.
Kedua istilah tersebut secara esensial bisa dipahami sebagai sebuah kegiatan dalam memfungsikan beragam sumber daya, dan sama-sama berusaha mencapai tujuan.
Fungsi Manajemen Menurut Para Ahli
Kegiatan dalam manajemen pendidikan atau manajemen sekolah acuannya adalah fungsi manajemen.
H. Siagian pernah mengemukaan pendapat para ahli tentang fungsi manajemen. Pendapat tersebut antara lain sebagai berikut.
-
G. R. Terry
G.R. Terry menjelaskan fungsi manajemen yang terbagi menjadi empat bagian. Keempat bagian tersebut antara lain planning, organizing, actuating (pelaksanaan), dan terakhir controlling.
-
Harold Koontz dan Cyril O’ Donnel
Kedua tokoh ini berpendapat bahwa fungsi manajemen ada lima. Kelima fungsi itu adalah planning, organizing, staffing (penentuan staff), directing (pengarahan), serta controlling.
-
Gullick
Gullick menyampaikan fungsi manajemen meliputi tujuh hal. Fungsi manajemen menurut tokoh ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan tokoh lain.
Ketujuh fungsi tersebut yaitu planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, dan budgeting (anggaran).
Rincian Setiap Fungsi dalam Manajemen
1. Planning (Perencanaan)
Kegiatan yang dilakukan dalam penetapan tujuan serta usaha untuk mencapai tujuan tersebut disebut dengan perencanaan. T. Hani Handoko juga memberikan pendapat mengenai planning. Pendapatnya sebagai berikut.
Planning atau perencanaan merupakan langkah untuk menetapkan tujuan dari organisasi dan usaha untuk mencapainya.
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut seperti menentukan strategi, proyek, kebijakan, prosedur, program, sistem, metode, anggaran hingga standar yang diperlukan.
Hal yang paling penting dalam perencanaan adalah penentuan arah yang jelas untuk setiap kegiatan. Hal ini harus dilakukan supaya kegiatan berjalan dengan efektif dan efisien.
Ada 9 manfaat yang diperoleh dari perencanaan. Daftarnya adalah sebagai berikut.
- Manajemen lebih mudah melakukan penyesuaian diri dengan perubahan lingkungan
- Transparansi dalam masalah utama lebih mudah dilakukan
- Memberikan gambaran yang menyeluruh pada manajer
- Bisa menempatkan tanggung jawab secara tepat
- Memberikan instruksi pengoperasian
- Mempermudah koordinasi berbagai organisasi
- Tujuan menjadi lebih rinci, khusus, serta mudah dipahami
- Mengurangi pekerjaan yang kurang efektif
- Hemat usaha, waktu, dan dana
2. Organizing (Pengorganisasian)
G.R. Terry menjelaskan mengenai organizing sebagai usaha untuk membuat hubungan yang efektif antar anggota organisasi supaya setiap anggota bisa melakukan kerjasama yang efisien.
Diharapkan juga ini membawa kepuasan pribadi dalam pengerjaan tugas untuk mencapai sasaran. Pengorganisasian intinya merupakan pelengkap rencana yang telah disusun oleh organisasi tersebut.
Organizing menjadi penting karena dalam kegiatan harus jelas mengenai apa yang dikerjakan, kapan, serta target yang ingin dicapai.
Dalam hal ini, ada 3 langkah yang terdapat dalam proses organizing manajemen sekolah.
Ketiga langkah tersebut adalah sebagai berikut.
-
Rincian Pekerjaan
Rincian pekerjaan ini maksudnya merinci semua hal yang harus dikerjakan supaya tujuan organisasi tercapai. Jadi setiap pekerjaan harus dirinci dengan jelas.
-
Pembagian Pekerjaan
Pembagian pekerjaan ini merujuk pada total seluruh pekerjaan yang kemudian dibagi secara logis kepada semua anggota organisasi sekolah. Jangan sampai tugas ini hanya berat kepada orang-orang tertentu.
-
Pengembangan Koordinasi
Pengembangan koordinasi adalah mengadakan serta mengembangkan sebuah mekanisme supaya koordinasi pekerjaan setiap pihak pelaksana manajemen sekolah menjadi kesatuan yang padu dan harmonis.
3. Actuating (Pelaksanaan)
Fungsi ini merupakan fungsi utama dari sebuah manajemen, termasuk yang dilaksanakan di sekolah. Hal ini disebabkan fungsi-fungsi sebelumnya bersifat abstrak dalam proses manajemen.
Akan tetapi fungsi ini berhubungan secara langsung dengan anggota di organisasi tersebut.
George R. Terry menjelaskan bahwa actuating merupakan sebuah upaya atau usaha supaya anggota dalam kelompok maupun organisasi berusaha untuk mencapai sasaran.
Maksudnya adalah usaha untuk mencapai sasaran ini berdasarkan keinginan mereka sendiri.
Intinya pelaksanaan adalah usaha agar rencana terwujud melalui motivasi supaya pekerjaan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab secara optimal.
Nah, hal-hal yang bisa membuat para pelaksana manajemen di sekolah termotivasi sendiri adalah sebagai berikut.
- Memberi motivasi supaya setiap anggota yakin bahwa mereka bisa dan mampu mengerjakan tugasnya.
- Meyakinkan bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat.
- Pastikan anggota tidak mengalami masalah pribadi yang harus segera diselesaikan atau mendesak.
- Setiap pihak diberi tugas yang yang sesuai orang tersebut
- Hubungan setiap anggota dalam organisasi harus harmonis.
4. Controlling (Pengawasan)
Pengawasan adalah usaha untuk mengendalikan pihak terkait supaya pelaksanaan tetap sesuai rencana dan memastikan bahwa tujuan sekolah bisa tercapai.
Jika terjadi penyimpangan, tentu saja butuh tindakan untuk menyelesaikan hal tersebut.
Hani Handoko menjelaskan bahwa proses controlling terbagi menjadi 5 tahapan. Kelima tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
- Menetapkan standar atau patokan pelaksanaan
- Menentukan tolak ukur pelaksanaan kegiatan
- Mengukur pelaksanaan kegiatan secara nyata
- Membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standar yang telah ditentukan dan melakukan analisis terhadap penyimpangan pada kegiatan tersebut.
- Melakukan koreksi, jika dibutuhkan.
Fungsi-fungsi dari manajemen ini sebenarnya saling terkait satu sama lain dan terdapat interaksi di dalamnya.
Jadi proses manajemen pada intinya adalah bagaimana interaksi yang terjadi di antara fungsi-fungsi manajemen tersebut.
Kegiatan Bidang Pendidikan
Penjelasan sebelumnya telah menjabarkan mengenai konsep serta fungsi manajemen, termasuk yang diberlakukan di sekolah.
Menurut Ngalim Purwanto, kegiatan bidang pendidikan yang menjadi lahan manajemen pendidikan terbagi menjadi tiga. Berikut ini penjelasannya.
-
Administrasi Material
Manajemen ini terkait pada bidang-bidang yang berkaitan dengan benda atau materi. Hal-hal tersebut seperti administrasi, tata usaha, gedung, keuangan, serta alat-alat perlengkapan yang lain.
-
Administrasi Personal
Administrasi personal mengarah kepada individu, seperti guru, murid, atau pegawai sekolah. Kepemimpinan serta pengawasan mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal ini.
-
Administrasi Kurikulum
Administrasi kurikulum merupakan bagian dari tugas guru. Tugas ini seperti mengajar, pembuatan silabus, RPP, persiapan untuk mengajar harian, mingguan, dan lain-lain.
Bidang-bidang dalam Manajemen Sekolah
Berdasarkan kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas yang terdapat pada buku Panduan Manajemen Sekolah, bidang pada kegiatan pendidikan pembagiannya sebagai berikut.
1. Manajemen Kurikulum
Kurikulum termasuk dalam substansi utama pada manajemen di sekolah. Prinsip dari manajemen ini adalah membuat sistem belajar mengajar berjalan lancar dengan tolak ukur supaya siswa mencapai target tertentu.
Manajemen kurikulum juga berprinsip supaya guru selalu termotivasi untuk melakukan penyempurnaan terhadap strategi pembelajaran.
Dalam penyusunannya sendiri, menurut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), terbagi menjadi empat tahapan sebagai berikut.
-
Tahap Perencanaan
Tahapan ini terdiri dari empat langkah. Langkah-langkah tersebut seperti analisis kebutuhan, perumusan dan memberikan jawaban pertanyaan filosofis, penentuan desain kurikulum, pembuatan master plan (rencana induk), penilaian, pelaksanaan, serta pengembangan.
-
Tahap Pengorganisasian dan Koordinasi
Tahap pengorganisasian dan koordinasi terbagi menjadi tujuh tahapan. Tahapan tersebut yaitu merumuskan dasar pemikiran, merumuskan visi, misi, serta tujuan, memutuskan struktur dan misi program, memilih serta mengorganisasikan materi, dan organisasi kegiatan belajar mengajar.
Tahap yang keenam adalah memilih sumber, alat, dan sarana belajar. Tahapan yang terakhir yaitu cara untuk menentukan tolak ukur hasil pembelajaran.
-
Tahap Implementasi dan Pelaksanaan
Langkah pertama pada tahapan ini adalah menyusun rencana pembelajaran (RPP dan Silabus), dan menjabarkan materi (mengenai tingkat kedalaman serta luasnya cangkupan materi).
Tahapan yang ketiga yaitu menentukan strategi serta metode pembelajaran. Selanjutnya untuk tahap keempat yaitu menyediakan alat, sumber, serta sarana pembelajaran.
Lalu tahap kelima dan keenamnya adalah menentukan metode serta alat untuk melakukan penilaian proses serta hasil pembelajaran, dan setting lingkungan belajar mengajar.
-
Tahap Pengendalian
Tahap ini dilakukan untuk melihat kelemahan serta kekuatan kurikulum yang telah dikembangkan. Baik dalam format penilaian sumatif atau formatif.
Penilaian kurikulum ini meliputi konteks, input, proses, serta produk (CIPP).
2. Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan terbagi menjadi empat prinsip dasar. Prinsip yang pertama, siswa adalah subjek bukan merupakan objek.
Sehingga siswa harus memiliki peran dalam perencanaan dalam hal pengambilan keputusan mengenai kegiatan yang melibatkan siswa.
Kedua, kegiatan sekolah harus mampu mengampu keberagaman siswa. Siswa mempunyai kondisi fisik, intelektual, sosial, ekonomi, serta minat yang beragam.
Oleh karena itu, sekolah harus memiliki wahana yang tepat untuk mengembangkan mereka secara optimal.
Ketiga, siswa harus dibuat termotivasi untuk belajar dengan cara membuat mereka menyukai apa yang dipelajarinya.
Terakhir, pengembangan potensi siswa dilakukan dalam hal afektif serta psikomotor, bukan hanya kognitif.
3. Manajemen Personalia
Manajemen ini juga mempunyai empat prinsip dasar. Prinsip tersebut adalah SDM yang menjadi komponen berharga dan harus dikelola dengan baik supaya lebih optimal.
Prinsip selanjutnya dalam hal ini adalah kondisi lingkungan seperti kultur dan suasana yang berpengaruh kepada manajerial sekolah untuk mencapai tujuan.
Prinsip yang keempat yakni membuat setiap warga sekolah dapat bekerjasama dan mendukung agar tujuan tercapai. Hal yang cukup penting lainnya adalah pengembangan kompetensi yang dimiliki oleh setiap personil sekolah.
4. Manajemen Keuangan
Hal ini berkaitan dengan penggalian dana serta kiat untuk mengelola dana sekolah.
Pengelolaan ini berkaitan dengan program tahunan yang dilaksanakan sekolah, administrasi dana sekolah, serta cara pengendalian, pengawasan, dan pemeriksaan dana.
Inti dari manajemen sekolah tentang manajemen keuangan ini adalah supaya manajemen dalam hal keuangan efektif serta efisien.
Hal ini supaya sekolah tetap mampu menyediakan dana yang memadai untuk pembangunan serta pelaksanaan kegiatan rutin operasional di sekolah.
Tidak hanya itu, faktor lain yang harus diperhatikan adalah akuntabilitas serta transparansi.
Kedua hal tersebut harus diterapkan pada penggunaan keuangan yang berasal dari pemerintah, masyarakat atau sumber yang lain.