
Apa itu Franchise? Ini Pengertian dan Tips Menjalankannya
Bisnis franchise saat ini sedang diminati oleh beberapa kalangan, karena naiknya tingkat konsumtif masyarakat. Kenaikan ini berbanding lurus dengan meningkatnya daya beli masyarakat kelas menengah.
Hal inilah yang membuat bisnis franchise semakin berkembang. Namun, apa itu franchise? Jika Anda menemui tempat usaha dengan brand, logo, dan slogan yang sama dengan tempat usaha lain, itulah franchise.
Bisnis franchise biasanya diminati oleh kalangan yang ingin mendapatkan pendapatan tambahan setiap bulan. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat menyimak penjelasan berikut ini.
Apa itu Franchise?
Arti franchise adalah suatu hubungan dimana salah satu pihak diberi hak untuk memanfaatkan dan menggunakan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Hal ini berarti suatu pihak memiliki kesepakatan dengan pihak yang memiliki kekayaan intelektual untuk menjalankan usaha dengan ide yang sama.
[the_ad id=”9152″]
Franchise juga diartikan sebagai pembukaan sebuah usaha menggunakan ciri khas usaha pihak lain yang sudah ada, dengan perjanjian dan kesepakatan tertentu.
Usaha ini dapat berupa penyediaan atau penjualan baik barang maupun jasa. Di Indonesia, franchise juga dikenal sebagai waralaba.
Secara umum, apa itu waralaba dapat Anda ketahui dari KBBI. Waralaba merupakan kerja sama dalam bidang usaha dengan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan terkait hak kelola dan hak pemasaran.
Jenis waralaba makanan hingga jasa pengiriman pun banyak dijumpai di Indonesia.
[the_ad id=”25901″]
Lebih spesifik, Asosiasi Franchise Indonesia menjelaskan bahwa franchise merupakan sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan.
Pada sistem ini franchisor memberi hak pada perusahaan atau individu untuk melakukan bisnis menggunakan brand, sistem, maupun prosedur mereka sesuai yang telah ditetapkan.
Daftar Istilah dalam Dunia Franchise
Setelah mengetahui definisi franchise di atas, ada baiknya Anda mengerti istilah-istilah yang digunakan dalam dunia franchise.
Istilah-istilah ini akan membantu Anda memahami dunia bisnis franchise lebih dalam.
[the_ad id=”26309″]
1. Franchisor
Franchisor merupakan pewaralaba, yaitu pihak yang memberi hak pada pihak lain untuk memanfaatkan atau menggunakan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Franchisor adalah pihak yang mengizinkan pihak lain menggunakan brand atau ciri khas usahanya.
2. Franchisee
Franchisee merupakan pihak penerima waralaba, yaitu pihak yang diberi hak dalam pemanfaatan dan penggunaan Hak Atas Kekayaan Intelektual. Franchisee dapat menggunakan semua penemuan suatu brand berdasarkan kesepakatan dengan franchisor.
3. Franchise Fee
Franchise fee merupakan biaya awal waralaba. Ini merupakan biaya yang harus Anda keluarkan sebelum bisnis franchise Anda beroperasi. Ada dua macam biaya yang utamanya harus Anda keluarkan.
[the_ad id=”18094″]
Biaya yang pertama adalah biaya lisensi. Biaya lisensi yaitu biaya yang harus Anda keluarkan untuk memperoleh hak guna atas brand yang diwaralabakan dalam jangka waktu tertentu.
Yang kedua adalah biaya hak untuk meminjam atau menggunakan pedoman operasional dalam jangka waktu tertentu.
Pastikan bahwa dua jenis biaya tersebut sudah termasuk biaya yang lain. Biaya lain ini meliputi biaya survey lokasi, desain outlet, informasi inventory atau stok awal, stok barang yang dibutuhkan, pencarian supplier, penyusunan rencana bisnis, pelatihan awal, serta supervisi dan eksekusi bisnis.
4. Royalty Fee
Royalty fee merupakan biaya yang harus Anda keluarkan setelah waralaba mulai beroperasi. Besarnya royalty fee sesuai dengan kesepakatan awal antara franchisor dan franchisee.
Kebijakan royalty fee ini beragam, biasanya berupa persentase penghasilan franchisee. Persentase yang dibayarkan dihitung dengan mengecualikan unsur perpajakan.
Biaya ini digunakan untuk biaya operasional bisnis franchise, pelaksanaan audit dan evaluasi bisnis franchise, serta biaya research and development pada suatu brand.
Peraturan Umum untuk Franchisor dan Franchisee di Indonesia
Apa itu franchise juga dijelaskan oleh pemerintah sebagai sebuah perikatan dimana salah satu dari pihaknya diberi hak pemanfaatan maupun penggunaan kekayaan intelektual maupun penggunaan ciri khas usaha orang lain dengan imbalan sesuai persyaratan yang ditetapkan.
Di Indonesia sendiri ada peraturan umum yang mengatur bisnis franchise ini.
[the_ad id=”25901″]
Para franchisor maupun franchisee harus tahu bahwa untuk membuka bisnis franchise, barang atau jasa yang diproduksi menggunakan produk dalam negeri minimal 80% dari total material bisnis.
Material bisnis ini termasuk bahan mentah, peralatan, serta barang yang diperdagangkan. Sebagian besar material tersebut harus diambil dari produsen dalam negeri.
Hal ini dilakukan untuk membantu meningkatkan perekonomian produsen dalam negeri sehingga tidak mengalami kerugian.
Selain itu pemerintah juga mewajibkan adanya pelaporan jalannya bisnis secara berkala. Tiap tahunnya, yakni sebelum tanggal 31 Maret, seluruh franchisor dan franchisee wajib menyerahkan laporan tahunan pada pihak otoritas.
Laporan ini terkait segala hal tentang perkembangan bisnis franchise. Berdasarkan laporan ini, pihak otoritas akan menerbitkan surat tanda pendaftaran franchise secara resmi.
Apabila ada keterlambatan dalam penyerahan laporan tahunan ini, kedua belah pihak yakni franchisor dan franchisee akan mendapat tiga kali peringatan tertulis dan denda mencapai 100 juta rupiah.
Kesalahan dalam Franchise
Membuka bisnis franchise atau waralaba memang terdengar mudah dijalankan. Namun hati-hati, jangan sampai terlena dan merugi. Sebagian pemula dalam bisnis ada kalanya melakukan beberapa kesalahan dalam bisnis franchise.
Berikut kesalahan waralaba yang harus Anda mengerti dan hindari.
[the_ad id=”26309″]
1. Tidak Ada Dukungan Dana Operasional
Biasanya dana yang dimiliki oleh franchisee merupakan dana dari investor, dan sebagian lagi didapat dari franchisor. Namun demikian, sebuah kesalahan apabila tidak memiliki cadangan dana khusus.
Cadangan dana ini digunakan sebagai dana operasional. Dana akan digunakan untuk kegiatan promosi bersama maupun sistem pendukung lain yang harus ditanggung oleh pemilik usaha atau franchisee.
2. Sistem dan Konsep yang Rumit
Beberapa franchise menerapkan sistem dan konsep yang belum matang. Sistem maupun konsep tersebut belum terbukti efektif untuk menjalankan sebuah usaha. Alhasil, tidak sedikit yang gagal dalam masa uji cobanya.
3. Keputusan Membuka Cabang
Tergiur dengan pemasukan besar yang mengalir, beberapa franchise tergesa-gesa membuka cabang. Anda harus bersabar dan melihat perkembangan usaha terlebih dahulu.
Karena membuka cabang baru berarti harus siap dengan biaya operasional yang bertambah.
4. Tidak Ada SOP
Ini merupakan sebuah kesalahan fatal. Jika sebuah waralaba tidak memiliki SOP yang jelas, maka kesalahan tidak hanya akan terjadi pada salah satu cabang saja.
Hal ini tidak menutup kemungkinan memberi dampak buruk pada seluruh cabang usaha.
[the_ad id=”18094″]
5. Meminjam Uang Tanpa Perhitungan
Banyak hal yang harus diperhitungkan ketika akan meminjam uang. Hal ini terkait kesanggupan perusahaan beroperasi sekaligus membayar hutang.
Meminjam uang tanpa perhitungan jelas akan membuat bisnis franchise semakin berisiko.
Tips Membuka Bisnis Franchise
Setelah membaca dan memahami seluk beluk tentang bisnis franchise, apakah Anda tertarik untuk membuka sendiri bisnis franchise Anda?
Anda harus memperhatikan beberapa aspek berikut ini sebelum membuka bisnis franchise.
1. Ciri khas
Untuk membuka bisnis waralaba, Anda harus memiliki ciri khas. Gunakan inovasi dan kreativitas Anda untuk menciptakan sesuatu yang baru dan unik. Anda juga dapat menarik pelanggan dengan fasilitas tambahan dalam outlet.
2. Catatan Keuangan
Keberadaan catatan keuangan merupakan suatu hal yang wajib dalam bisnis usaha apapun. Sebagai franchisee, Anda dapat membuat pembukuan keuangan rutin.
[the_ad id=”25901″]
Pembukuan ini dapat dilakukan secara sistem maupun manual. Catatan keuangan haruslah dibuat dengan sejujur-jujurnya dan setransparan mungkin.
Anda harus memiliki catatan transaksi dan keuangan secara keseluruhan yang baik dan benar. Melalui catatan ini, Anda dapat mengetahui perkembangan bisnis Anda dari waktu ke waktu.
3. SOP (Standard Operating Procedure)
Berkaca dari kesalahan tidak adanya SOP yang telah dijelaskan di atas, keberadaan SOP harus Anda perhatikan. SOP ini menjadi pedoman dan acuan bagi semua karyawan, termasuk diri Anda sendiri, untuk menjalankan fungsi masing-masing.
Adanya SOP membuat bisnis Anda memiliki standar kualitas yang baik, mulai dari standar kualitas produk hingga kualitas pelayanan.
SOP yang Anda buat hendaknya sederhana saja agar mudah dipahami dan dijalankan sehingga memperlancar semua proses bisnis.
4. Kesinambungan Antar Franchise
Kesinambungan antar franchise ini dibutuhkan oleh franchisor demi mempertahankan standar kualitas, produk, layanan, dan aspek lainnya.
Seperti yang telah kita ketahui, bisnis franchise dijalankan oleh perusahaan atau individu yang berbeda-beda, namun pelanggan tetap melihat brand yang sama.
[the_ad id=”26309″]
Untuk mempertahankan reputasi, franchisor biasanya akan mengadakan pelatihan secara berkala kepada franchisee-nya.
Hal ini dilakukan agar produk, layanan, bahan produksi, peralatan, hingga seragam, memiliki standar kualitas yang sama dengan waralaba lain pada brand yang sama.
Tips Menjalankan Bisnis Franchise
Beberapa hal ini akan membantu Anda menjalankan bisnis franchise dengan lancar dan tentunya menguntungkan.
1. Ciptakan Sistem Bisnis Yang Sempurna
Sistem bisnis yang sempurna sangat berpengaruh pada jalannya usaha serta kelancaran dalam mengurus dokumen perizinan. Agar bisnis franchise Anda berjalan lancar, sebaiknya lakukan pengecekan sistem dengan mengadakan uji coba sebelum dipromosikan.
2. Buat Proposal Bisnis Yang Masuk Akal
Buatlah proposal bisnis Anda serealistis mungkin. Angka-angka yang dimasukkan dalam proposal hendaknya merupakan hasil riset agar lebih terpercaya. Proposal ini akan mempengaruhi kredibilitas dan kepercayaan franchisee.
3. Berikan Detail Informasi
Informasi yang detail akan menarik perhatian banyak pemilik modal sehingga bisnis franchise Anda cepat berkembang. Jangan lupa untuk mencantumkan hak dan kewajiban setiap pihak untuk meminimalisir kesalahpahaman.
4. Siapkan Kantor Offline
Profesionalitas dan kredibilitas franchise dipengaruhi oleh adanya kantor offline. Dengan kata lain, keberadaan kantor ini adalah hal yang mutlak.
5. Lakukan Riset Pasar
Anda harus menentukan target pasar untuk menentukan strategi pemasaran. Selain itu, mempelajari peluang usaha dengan kompetitor di wilayah yang sama juga penting dilakukan.
6. Promosi Franchise
Jangan malu untuk mempromosikan bisnis franchise Anda baik secara offline maupun online. Semakin banyak orang mengenal bisnis Anda, maka semakin mudah mendapat kepercayaan pelanggan.