Blockchain: Pengertian, Cara Kerja dan Pengunaanya
Blockchain adalah sebuah teknologi dan metode modern untuk menyimpan catatan transaksi di dalam database yang masif dan tersebar di banyak komputer. Masing-masing komputer menyimpan rekam catatan yang persis atau identik.
Sistem ini kebalikan dari sistem sentralisasi tradisional yang hanya memusatkan rekam catatan pada satu database.
Blockchain dikembangkan untuk mendesentralisasi catatan dalam banyak database supaya tidak mudah diretas oleh pihak tertentu, yang banyak terjadi pada sistem sentralisasi.
Rekam catatan tersimpan dalam beberapa database namun tetap saling tersambung.
Apabila satu blok database kapasitasnya sudah penuh, maka otomatis akan tercipta blok selanjutnya dan tidak dapat diubah.
Kripto merupakan produk mata uang dari blockchain, salah satu platform terbesar yaitu Coinbase.
Coinbase sendiri merupakan platform trading yang besar saat ini, dengan pengguna melebihi 13 juta orang, cukup fantastis bukan?
[the_ad id=”9152″]
Sekilas tentang Coinbase, platform ini didirikan di tahun 2012 di San Fransisco, California, Amerika Serikat.
Produk utama dari Coinbase yaitu platform trading yang dinamakan GDAX dan pialang tempat pertukaran.
Buat kamu yang ingin membeli kripto, Coinbase menggunakan mata uang fiat sehingga memudahkan penggunanya untuk membeli mata uang kripto yang mereka inginkan.
Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana cara kerja platform ini, simak ulasan Coinbase lengkap dari BitDegree, sebuah platform edukasi kripto yang lengkap.
Apa itu Sistem Blockchain?
Sistem blockchain berbeda dengan sistem tradisional yang masih menggunakan pihak ketiga.
Analoginya seperti saat pembeli melakukan pembayaran di sebuah toko melalui kartu kredit. Pihak ketiga di sini adalah bank, yang juga mencatat transaksi pada databasenya.
Namun, database ini rentan gangguan/hack. Berbeda dengan sistem blockchain yang disimpan di banyak komputer dalam jaringan yang sama.
Akan mustahil bagi seorang hacker untuk membajak ratusan sistem dalam ribuan komputer.
[the_ad id=”25901″]
Maka dari itu, kemungkinannya kecil untuk sebuah komputer dengan blockchain mengalami gangguan yang sama di satu waktu.
Sebagai contoh, jika seorang pembeli membayar dengan Bitcoin, maka pembayaran tersebut ditransfer ke alamat Bitcoin cafe dari Bitcoin pembeli dengan cara peer-to-peer.
Transaksi ini tentu tersimpan dalam catatan seluruh komputer dalam jaringan Bitcoin. Bitcoin merupakan salah satu jenis cryptocurrency yang menggunakan sistem blockchain.
Perbandingan Sistem Blockchain dengan Sistem Tradisional
Jika diibaratkan sebuah organisasi, blockchain adalah sebuah sistem dimana mengharuskan semua orang dalam organisasi itu untuk mencatat semua transaksi yang terjadi. Catatan itu harus persis sama sehingga akan lebih susah untuk dimanipulasi oleh orang lain.
Buku catatan dari semua orang tersebut disimpan dengan baik masing-masing sehingga tidak akan mudah dicuri.
Ibaratnya jika satu buku catatan hilang atau dimanipulasi, masih ada buku-buku catatan lain yang mempunyai cadangan data dan informasi dan transaksi.
Mari dibandingkan dengan sistem tradisional. Satu organisasi mempunyai satu bendahara untuk mencatat semua transaksi tanpa ada cadangan yang lain. Bendahara ini mencatat di satu buku dengan lengkap.
Meski lengkap, tetap saja buku ini rentan dicuri atau dimanipulasi orang yang mempunyai kepentingan sendiri. Dengan begitu, data catatan akan bocor dan bisa disalahgunakan.
Penggunaan Cryptocurrency
Istilah cryptocurrency identik dengan blockchain. Jadi jika blockchain merupakan sistem finansialnya maka cryptocurrency adalah mata uangnya. Mata uang yang digunakan dalam satu blockchain harus sama.
Cryptocurrency digunakan untuk transaksi oleh para penggunanya dan dicatat oleh ‘akuntan’nya atau biasa disebut penambang/miner.
Penambang akan berlomba memonitor dan menghitung transaksi sebanyak dan secepat mungkin di wilayah blockchainnya.
Penambang yang cepat melakukan kalkulasi pada transaksi dalam blockchain maka akan dikonfirmasi oleh penambang yang lain dan mendapatkan reward.
Oleh karena itu, penambang yang mempunyai komputer yang kuat dan super cepat merupakan penambang yang kuat dan cepat ‘kaya’.
[the_ad id=”26309″]
Meskipun begitu, penambang lain dari luar blockchain bisa memperjualbelikan reward tersebut. Hal ini karena reward tersebut mempunyai nilai tinggi yang disebutkan dalam penawaran dan permintaan.
Bagusnya adalah jika penambang bertambah jumlah maka permintaan reward semakin banyak dan harganya semakin tinggi.
Hal ini karena permintaannya terhadap reward menjadi lebih tinggi namun di lain pihak penawaran reward jumlahnya tetap. Contoh cryptocurrency dalam blockchain adalah Bitcoin atau Ether.
Cara Kerja Blockchain Adalah Sebagai Berikut
Apa itu blockchain dilihat dari segi cara kerja? Misal penerapan bagi sistem blockchain Bitcoin, penjual yang memiliki dompet Bitcoin dapat memiliki akses ke berbagai alamat Bitcoin. Alamat ini masing-masing memiliki sado tersendiri.
Jika ada calon pembeli berminat, maka penjual membuat alamat baru untuk digunakan sebagai pembayaran. Kemudian pembeli akan meminta klien Bitcoin mengirim sejumlah Bitcoin pada alamat baru yang dibuat penjual.
Klien akan diberi semacam kunci pribadi untuk menandai transaksi dari seorang pembeli. Kunci ini diketahui oleh semua orang yang menggunakan blockchain yang sama dan semua orang ini memastikan permintaan transaksi dilakukan oleh orang yang terpercaya.
Permintaan transaksi kemudian diteruskan pada para penambang Bitcoin. Penambang Bitcoin kemudian akan mengkalkulasi dan memverifikasi transaksinya. Tujuan dari proses ini adalah untuk membuka celah baru untuk blok baru pada jaringan Bitcoin dimana klien mendapatkan Bitcoin.
[the_ad id=”18094″]
Yang dihitung para penambang adalah nilai hash (rantai) baru yang didasarkan pada kombinasi hash di blok selanjutnya. Satu blok baru yang dibuat penambang akan menghasilkan 50 Bitcoin untuknya. Kemudian akan terbentuk alamat baru guna menyimpan Bitcoin tersebut.
Setelah terverifikasi, Bitcoin akan sampai pada penjual untuk kemudian diteruskan pada klien pemesan melalui blok yang ditemukan oleh penambang. Transaksi ini aman dari pihak ketiga dan murni tanpa campur tangan oran lain.
Validasi sistem blockchain juga sangat aman. Inilah bagian yang sangat penting, dimana transaksi keuangan digital harus aman dari pihak lain supaya tidak diretas atau dibobol. Blockchain juga tidak mengizinkan adanya transaksi secara tradisional. Jadi semua aman bagi penggunanya.
Karakteristik Blockchain dalam Investasi Cryptocurrency
Apa itu blockchain berdasarkan karakteristiknya? Sistem blockchain memiliki karakterisitik tertentu yang berkaitan dengan investor cryptocurrency.
Karakterisitik ini wajib diketahui supaya tidak salah konsep dan aturan. Berikut karakteristik blockchain yang harus diketahui.
1. Desentralisasi
Seperti yang dikemukakan sebelumnya bahwa salah satu karakteristik blockchain adalah desentralisasi dimana semua transaksi tercatat di banyak database. Tidak ada satu database besar atau satu server pusat yang dikontrol oleh satu perusahaan.
Database blockchain tersebar di database-database pada ribuan komputer yang ada dalam satu jaringan. Seseorang bisa mempunyai node sendiri sehingga bisa menyimpan blok-blok yang berupa catatan transaksi dalam jaringan blockchainnya.
2. Transparan
Karena database tersebar luas, maka kode sistem blockchain bersifat transparan. Jadi, apabila seorang developer bisa membaca kode blockchain, itu artinya dia juga bisa memverifikasi sendiri kode yang tertulis.
Dibandingkan dengan sistem bank yang konvensional, sistem ini lebih terbuka. Misal sebuah bank mengontrol sebuah mata uang, tak ada seorang pun nasabah yang tahu akan ada berapa banyak uang baru yang akan di cetak di masa mendatang atau seberapa tinggi suku bunganya.
Hal ini berbeda dengan cryptocurrency pada blockchain. Siapapun bisa melihat berapa cryptocurrency yang akan dibuat dan semua bisa memverifikasinya dalam kode yang tertulis.
[the_ad id=”26055″]
3. Inflasi dan Supply Jelas
Inflasi pada blockchain dipengaruhi oleh tingkat supply. Oleh karena itu, supply sangat penting untuk diketahui oleh pengguna blockchain. Sebagai contoh, seorang pembeli akan yakin membeli banyak beras untuk cadangan jika toko tersebut mempunyai stok yang banyak.
Adanya supply ini juga mempengaruhi harga karena adanya harga jual beli tergantung pada permintaan (demand) dan penawaran (supply). Supply juga harus stabil dan berkualitas bagus.
Analoginya, jika sebuah toko menjual satu jenis kue dengan jumlah banyak dan kualitas sama maka harganya akan sangat turun. Pasti pembeli akan berpikir ulang, lebih baik membuat sendiri dengan kualitas lebih baik namun dapat dijual dengan harga mahal.
Contoh lainnya adalah Oreo Supreme. Jenis ini diproduksi dengan edisi terbatas dan tidak dijual bebas. Hal seperti ini membuat pembelinya merasa istimewa dan eksklusif, jadi meskipun harganya mahal tetap saja ia beli.
Akan berbeda situasinya jika dalam waktu dekat pihak Oreo akan memproduksi dalam jumlah banyak dan dijual di setiap toko dengan harga yang biasa. Kesan eksklusivitas akan hilang dan pembeli terdahulu pasti akan merasa kecewa. Pasti mereka berpikir ‘tahu begitu beli yang sekarang.’
Maka, bisa disimpulkan bahwa konsep blockchain ini sama seperti pasar saham. Untuk yakin membeli saham, seseorang harus mengetahui kondisi perusahaan tersebut. Hal ini juga mempengaruhi banyak sedikitnya saham yang akan dibeli dan ditanam pada perusahaan tersebut.
Untuk mengetahui nilai saham sebuah perusahaan maka calon pembeli harus membandingkan nilai market capitalizationnya. Ini didapat dengan cara mengalihkan jumlah saham dengan harga saham tersebut. Pertimbangan calon pembeli juga terkait dengan profit di masa depan.
5. Hampir Mustahil Dibajak
Apa itu blockchain miner? Miner adalah istilah bahasa Inggris untuk penambang yang bertugas mengamankan jaringan blockchain dengan sistem dalam mesin atau komputer mereka.
Dalam penambangan cryptocurrency, para penambang diberi reward yang jumlahnya sama dengan cryptocurrency yang mereka tambang.
Oleh karena itu, bisnis penambangan cryptocurrency dalam blockchain menjadi bisnis tersendiri yang sangat masif. Contoh sistem penambangan dalam blockchain adalah ‘proof-of-work’ seperti pada Bitcoin.
Cara kerjanya, sejumlah penambang akan berkompetisi menyelesaikan kalkulasi transaksi. Bagi siapapun yang berhasil menghitung dengan akurat dan cepat akan bisa menemukan blok baru dalam blockchain. Selanjutnya dia akan mendapatkan reward.
[the_ad id=”25901″]
Demi hal ini, banyak penambang yang berinvestasi besar-besaran dalam membeli dan melengkapi perangkat komputer mereka. Mereka juga rela membayar listrik mahal untuk mendukung kegiatan komputer mereka.
Namun, ‘proof-of-work’ dalam sistem Bitcoin sebentar lagi memiliki pesaing. Cryptocurrency lain di masa datang, Ethereum, akan menggunakan sistem ‘proof-of-stake’ dalam sistem penambangannya. Kita tunggu saja perkembangannya.
Oleh karena para penambang yang gila-gilaan berkompetisi, sistem blockchain secara tak langsung dijaga dan diamankan oleh mereka dari hacker. Jadi, hampir mustahil sistem ini dibajak/di-hack, karena 51% dari komputer pada jaringan blockchain susah ditembus.
Mungkin pernah ada berita bahwa ada hacker yang berhasil menembus blockchain. Namun, kesempatan ini hanya memiliki peluang kurang dari 50%.
Biasanya pembajakan terjadi pada sebuah exchange atau pembajakan terjadi karena smart contract memiliki kelemahan pada sistem keamanannya, bukan pada blockchain-nya.
6. Tak Bisa Dibatalkan (Immutable)
Salah satu keunggulan lain dari sistem blockchain adalah tidak bisa dibatalkan. Karakteristik immutable pada blockchain adalah segala transaksi yang terjadi pada blockchain yang telah dikonfirmasi tidak dapat dibatalkan.
Jika seseorang membuat kesalahan dalam mentransfer dana pada alamat blockchain yang salah maka dana akan hilang, kecuali sang pemilik alamat berbaik hati mengembalikan dana tersebut. Namun, hampir tidak mungkin mengetahui dan mengenal pemilik sebuah alamat dalam blockchain.
Hal di atas terjadi karena semua transaksi dalam blockchain tidak dapat dibatalkan, jadi pastikan mencatat alamat dengan benar untuk menghindari kesalahan transfer pada alamat yang salah.
Dalam sejarah blockchain, terdapat beberapa pengecualian pada transaksi yang bisa dibatalkan. Saat itu hacker membajak dan membobol dana Ethereum yang berjumlah sangat besar dari project the DAO. The Dao memiliki 15% dari semua Ether yang beredar.
Akhirnya, para penemu dan pengembang Ethereum membatalkan transaksi ini dengan mengaplikasikan hard fork untuk membuat versi baru dari Ethereum. Meskipun versi baru Ethereum sudah terbentuk, versi lamanya masih tetap digunakan dan dijaga oleh beberapa penambang Ethereum Classic.
Peluang Blockchain dalam Industri
Bagaimana hubungan blockchain dengan industri? Blockchain dengan segala keunggulan dan keamanannya dapat diterapkan di berbagai industri.
Menurut riset data yang dilakukan Mckinsey di tahun 2018, terdapat beberapa industri yang bisa menggunakan blockchain untuk finansialnya.
Dari riset tersebut perkembangan blockchain sangat cepat.
Industri yang berpotensi bisa menggunakan sistem blockchain adalah sebagai berikut.
[the_ad id=”26309″]
* Jasa keuangan
* Layanan kesehatan
* Pertambangan
* Properti
* Pertanian
* Otomotif
* Transportasi dan logistik
* Teknologi, media, dan telekomunikasi
* Asuransi
* Pelayanan publik
Blockchain adalah sistem berpeluang besar yang bisa digunakan dalam beberapa industri di atas karena sistem ini mengurangi ketergantungan terhadap penyedia teknologi yang sangat besar. Sehingga, pada akhirnya akan mengurangi pengeluaran di sektor tersebut.
Penggunaan Blockchain sebagai Platform Teknologi
Contoh kasus untuk perbandingan antara platform teknologi sentralisasi dan desentralisasi sebagai berikut. Sebuah unit usaha menggunakan platform teknologi sentralisasi Disneyland (web 2). Kemudian usaha tersebut berjalan dan berkembang pesat.
Disneyland menganggap usaha tersebut sudah sukses dan mendapat banyak laba, maka otomatis mereka akan menaikkan harga sewa dan merubah aturan secara mendadak. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan keuntungan lebih banyak.
Hal ini karena struktur web 2 dibangun di atas HTTP yang pada dasarnya tidak didukung oleh fitur asli untuk menyimpan nilai. Akibatnya efek negatif muncul seperti memberlakukan daya tawar yang tak berbatas pada penggunanya.
[the_ad id=”26055″]
Pada awal kemunculannya platform teknologi seperti ini sangat menarik banyak pengguna dan pengembang. Namun, ketika platform ini menjadi kompetitif maka mereka akan memberikan daya tawar yang tinggi untuk pengguna seperti yang dilakukan Disneyland.
Mengapa ada daya tawar tinggi? Platform teknologi ini merasa menguasai, mengendalikan, dan memonitor semua data pengguna sekaligus interaksinya. Mereka juga mengontrol kesempatan pengguna untuk keluar platform dan pindah platform lainnya.
Lebih jauh lagi, mereka juga mengendalikan content creator dalam mendistribusikan konten serta hubungan antara pihak ketiga dan pengembang. Terkadang mereka juga mengubah aturan main dalam platform mereka dengan tiba-tiba tanpa pemberitahuan.
Sejak platform terpusat (sentralisasi) ini memunculkan banyak hal negatif, pengguna platform mulai mempertimbangkan sistem blockchain. Mereka mempelajari dengan baik apa itu blockchain dengan sifat desentralisasinya.
Beberapa perusahaan telah menerapkannya sehingga mekanismenya sangat baik dalam memelihara dan memperbarui state serta menggunakan cryptocurrency. Hal ini membuat perusahaan mampu memberikan reward atau insentif pada berbagai partisipan dalam blockchain.
Dengan kata lain, intensif perusahaan tersebut juga akan dirasakan oleh miner, block producer, dan validator dalam blockchain. Ini berbeda dengan sistem perusahaan platform teknologi besar yang hanya mengusahakan profit untuk pemegang saham saja.
Sistem Blockchain untuk Kemakmuran Bangsa
Mendengarnya saja seperti tidak mungkin. Namun hal ini benar, bahwa blockchain sudah mempunyai road nasional di negara-negara seperti China, Audtralia, dan India. Apa sebabnya sistem blockchain dilirik sebagai alat untuk memakmurkan bangsa?
Pemahaman ini muncul sejak Dr. Clayton Christensen, sang penulis buku “Prosperity Paradox”, mengemukakan bahwa terdapat berbagai jenis inovasi. Beliau juga memberi penjelasan bahwa investasi sangat berpengaruh dalam menumbuhkan ekonomi bangsa.
Jadi, saat investasi mengalami kegagalan maka sebuah negara juga gagal dalam membangun kemakmuran dan kesejahteraan. Oleh karena itu, harus dipikirkan sebuah solusi untuk menciptakan kemakmuran bangsa, bahkan dengan cara yang baru sekalipun.
Dari penjelasanDr. Clayton, blockchain adalah sebuah sistem yang termasuk dalam ‘market creating innovation’. Ini disebabkan blockchain mempunyai kemampuan melakukan smart contract dan tokenisasi dengan beberapa unit usaha.
Alhasil, produk dari UKM yang tak dikenal masyarakat akan mulai naik ke permukaan dan diakses oleh segala pasar. Produk tersebut terbuka untuk dibeli dan dipasarkan lebih banyak orang. Jika permintaan meningkat, maka lapangan kerja baru juga meningkat. Artinya masyarakat juga sejahtera.
Blockchain dan Internet Value
Fakta yang mengejutkan mengatakan bahwa blockchain merupakan ‘layer value’ yang telah hilang dari internet. Hal ini karena value yang berupa sesuatu yang bernilai atau uang tidak boleh memiliki sifat bisa digunakan tanpa batas seperti sifat internet.
Blockchain membuat sendiri sistem digital scarcity untuk menjadi value layer bagi internet seperti Bitcoin dan Vexanium. Mereka juga menerapkan protokol dalam HTTP dalam membuat jaringan yang mengelola digital value.
Setelah mengetahui apa itu blockchain dan keunggulan pentingnya hingga level negara, sudah beranikah melakukan investasi tersebut? Pelajari dan perdalam lebih lanjut sehingga akan terasa manfaatnya bagi unit usaha Anda.